Setelah Allah memerintahkan orang-orang mukmin untuk ikhlas dalam berjihad di jalannya dan banyak berzikir menyebut nama-Nya, maka Allah S.W.T melarang mereka bersikap menyerupai perbuatan orang-orang musyrik yang keluar dari negeri mereka dengan langkah-langkah yang angkuh menolak perkara yang hak serta melakukan riya', yakni bersikap sombong dan takabur terhadap orang-orang mukmin.
Ketika dikatakan kepada Abu Jahal, "Konvoi kafilah Quraisy telah selamat (dari penghadangan pasukan kaum mukmin), maka kembalilah." lalu Abu Jahal berkata. "Tidak, demi Allah, kami tidak akan kembali sebelum sampai di mata air Badar, lalu menyembelih unta dan minum-minum khamr serta mendengarkan nyanyian para biduan yang menyanyi untuk kami. Kemudian kelak orang-orang Arab semuanya akan membicarakan perihal kekuatan kami pada hari itu untuk selama-lamanya."
Tetapi kenyataannya terbalik, tidaklah seperti yang dia duga, kerana ketika mereka sampai di mata air Badar, ternyata mereka mendatangi air yang panasnya bergolak dan mereka dimasukkan ke dalam sumur Badar dalam keadaan terhina, kecil lagi celaka kerana dimasukkan ke dalam azab.
Muhammad ibnu Ka'b mengatakan bahawa ketika kaum Quraisy keluar dari Mekah menuju Badar, mereka keluar dengan membawa para penyanyi dan alat-alat muzik. Maka Allah S.w.t. menurunkan firman- Nya;
"Dan janganlah kalian menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya' kepada munusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. Dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan." {1}
Dan ketika syaitan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan; "Tidak ada seorang manusia pun yang dapat menang terhadap kalian pada hari ini, dan sesungguhnya aku ini adalah pelindung kalian. "{2}, hingga ke akhir ayat.
Syaitan laknatullah menjadikan mereka memandang baik niat dan kedatangan mereka itu, dan memberikan semangat kepada mereka melalui bisikannya bahawa tidak ada seorang manusia pun yang dapat mengalahkan mereka pada hari itu. Syaitan pun melenyapkan rasa takut dari mereka kerana mereka merasa khuatir bila kampung halaman mereka yang ditinggalkan akan diserang oleh Bani Bakar. musuh mereka. Maka syaitan berkata kepada mereka, "Sesungguhnya aku ini adalah pelindung kalian."
Demikian itu terjadi setelah syaitan menyerupakan dirinya dengan rupa Suraqah ibnu Malik ibnu Ju'syum. pemimpin Bani Mudlaj. orang yang disegani di kawasan itu. Padahal semuanya itu adalah perbuatan syaitan belaka, seperti yang disebutkan oleh Allah S.W.T dalam firman- Nya;
"Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkit-kan angan-angan kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka." {3}
Ibnu Juraij mengatakan bahawa Ibnu Abbas mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini, "Ketika Perang Badar terjadi, iblis bergerak dengan membawa panjinya beserta pasukannya bersama pasukan kaum musyrik. Lalu iblis membisikkan ke dalam hati pasukan kaum musyrik bahawa tidak ada seorang pun yang dapat mengalahkan mereka, dan sesungguhnya dia adalah pelindung mereka."
Ketika mereka bersua dengan pasukan kaum muslim dan syaitan melihat bala bantuan para malaikat di pihak pasukan kaum muslim, "syaitan itu berbalik ke belakang (mundur)." {4}
Syaitan itu lalu mundur melarikan diri seraya berkata, seperti yang disebut oleh firman-Nya;
Tetapi ketika kedua belah pihak berdepan, Rasulullah S.a.w mengambil segenggam pasir dan melemparkannya ke arah wajah orang-orang musyrik, maka mereka mundur ke belakang. Dan Malaikat Jibril a.s. datang mengejar iblis. Ketika iblis melihatnva (saat itu tangan iblis memegang tangan salah seorang dari pasukan kaum musyrik), maka dengan serta merta iblis menarik tangannya, lalu lari bertempiaran bersama pasukannya. Maka lelaki yang dipeganginya itu berkata. "Hai Suraqah, bukankah kamu tadi mengatakan bahawa kamu adalah pelindung aku?" Iblis berkata yang seperti dalam firman-Nya;
Syaitan itu lalu mundur melarikan diri seraya berkata, seperti yang disebut oleh firman-Nya;
"Sesungguhnya aku dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat." {5}Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari lbnu Abbas, bahawa iblis datang pada hari Perang Badar bersama pasukan syaitan yang dibawanya, sedangkan panjinya dia sendiri yang memegang. Iblis saat itu menyerupakan dirinya dalam bentuk seorang lelaki dari kalangan Bani Mudlaj, iaitu dalam rupa Suraqah ibnu Malik ibnu Ju'syum. Lalu syaitan berkata kepada kaum musyrik, "Tidak ada seorang pun yang dapat mengalahkan kalian pada hari ini, dan sesungguhnya aku ini adalah pelindung kalian."
Tetapi ketika kedua belah pihak berdepan, Rasulullah S.a.w mengambil segenggam pasir dan melemparkannya ke arah wajah orang-orang musyrik, maka mereka mundur ke belakang. Dan Malaikat Jibril a.s. datang mengejar iblis. Ketika iblis melihatnva (saat itu tangan iblis memegang tangan salah seorang dari pasukan kaum musyrik), maka dengan serta merta iblis menarik tangannya, lalu lari bertempiaran bersama pasukannya. Maka lelaki yang dipeganginya itu berkata. "Hai Suraqah, bukankah kamu tadi mengatakan bahawa kamu adalah pelindung aku?" Iblis berkata yang seperti dalam firman-Nya;
"...sesungguh-nya aku dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat, sesungguhnya aku takut kepada Allah, dan Allah sangat keras siksa-Nya." {6}Demikian itulah yang terjadi ketika syaitan melihat para malaikat. {7}
[via]
1. QS al-Anfal: 47
2. QS al-Anfal: 48
3. QS an-Nisa: 120
4. QS al-Anfal: 48
5. QS al-Anfal: 48
6. QS al-Anfal: 48
7. Tafsir Ibnu Katsir, Surah al-Anfal, ayat 47 - 48 oleh Ibnu Katsir
0 comments:
Post a Comment