Firman Allah SWT:
"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan mengatakan: “Kami telah beriman” padahal mereka belum lagi diuji?" (QS Al-Ankabut: 2)
"Apakah kalian mengira akan dapat masuk surga, padahal belum lagi terbukti bagi Allah orang-orang yang berjuang di antara kalian, begitu pun orang-orang yang tabah?" (QS Ali Imran: 142)
"Sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, hingga terbuktilah bagi Allah orang-orang yang benar dan terbukti pula orang-orang yang dusta." (QS Al-Ankabut: 3)
Keluarga Ammar bin Yasir berasal dari Yaman. Setibanya bapa Ammar iaitu Yasir bin Amir di Makkah, Abu Hudzaifah ibn Mughirah mengahwinkan bapanya itu dengan salah seorang hamba
sahayanya yang bernama Sumayyah binti Khayyath. Daripada perkahwinan ini, kedua
suami isteri itu dikurnia seorang anak lelaki bernama Ammar.
Keislaman mereka termasuk dalam golongan Assabiqunal Awwalun
(generasi pertama). Dan sebagaimana halnya orang-orang soleh yang termasuk
dalam golongan yang pertama masuk Islam, mereka cukup menderita kerana seksa
dan kekejaman Quraisy.
Orang-orang Quraisy menjalankan siasat terhadap digertak. Seandainya mereka ini golongan
bangsawan dan berpengaruh, maka orang Islam pada waktu itu hanya diancam dan
digertak. Sekiranya yang beriman itu datang dari kalangan penduduk Makkah yang
miskin atau dari kalangan budak yang dibeli, maka mereka akan didera dan
dicucuh dengan api panas.
Keluarga Yasir termasuk dalam golongan yang kedua. Proses
penyeksaan mereka, diserahkan kepada Bani Makhzum. Setiap hari Yasir, Sumayyah
dan Ammar dibawa ke padang pasir Makkah yang panas untuk diseksa. Rasulullah SAW selalu mengunjungi lokasi-lokasi yang
diketahui menjadi tempat penyeksaan orang Islam.
Ammar yang bertemu dengan Rasulullah SAW berkata,
"Wahai Rasulullah SAW, azab yang kami derita telah sampai ke puncak."
Seksaan yang dialami oleh Ammar turut dinukilkan di dalam
beberapa riwayat.
Amar bin Hakam berkata, "Ammar itu diseksa
sampai-sampai ia tak menyadari apa yang diucapkannya.”
Ammar bin Maimun pula menyebut, "Orang-rang musyrik
membakar Ammar bin Yasir dengan api. Maka Rasulullah SAW yang melewati situ,
memegang kepalanya dengan tangan beliau, sambil bersabda, 'Hai api, jadilah
kamu sejuk dingin di tubuh Ammar, sebagaimana dulu kamu juga sejuk dingin di
tubuh Ibrahim!"
Bagaimanapun, semua seksaan itu tidak dapat menekan
jiwa Ammar. Dari hukuman bakar dengan besi panas hingga disalib di atas padang pasir yang panas dengan ditindih batu laksana bara merah, bahkan sampai
ditenggelamkan ke dalam air hingga sesak nafasnya dan mengelupas kulitnya yang
penuh dengan luka.
Pada suatu hari, ketika Ammar tidak sedarkan diri kerana
diseksa dengan begitu berat, orang-orang kafir Quraisy itu berkata kepadanya, “Pujalah olehmu
tuhan-tuhan kami!”
Ammar pun mengikuti perintah mereka tanpa menyedari apa yang
keluar dari bibirnya.
Setelah seksaan itu dihentikan, tiba-tiba dia mengingati semula apa yang telah diucapkan. Ketika itu, Ammar bin Yasir berasa hilanglah akal dan
terbayanglah di matanya betapa besar kesalahan yang telah dilakukannya. Baginya, waktu itu, kata-kata itu adalah dosa besar yang tidak dapat diampuni lagi.
Ketika Rasulullah SAW menemui sahabatnya itu didapatinya ia
sedang menangis, maka Rasulullah SAW pun menyapu tangisan Ammar bin Yasir dengan tangan Baginda seraya
berkata, "Orang-orang kafir itu telah menyeksamu dan menenggelamkanmu ke
dalam air sampai kamu mengucapkan begini dan begitu?”
“Benar, wahai Rasulullah." ujar Ammar.
Rasulullah SAW tersenyum berkata, “Jika mereka memaksamu lagi,
tidak apa, ucapkanlah seperti apa yang kamu katakan tadi!"
Lalu dibacakan Rasulullah SAW kepadanya ayat mulia berikut ini: "Kecuali orang yang dipaksa, sedang hatinya tetap teguh dalam
keimanan..." (QS An-Nahl: 106)
Setelah mendengar janji Allah SWT itu, maka Ammar pun
kembali tenang. Dia tidak lagi merasai kesakitan. Malah, jiwanya pun semakin
tenang. Sesungguhnya Ammar bin Yasir, Calon Penghuni Syurga, telah menghadapi
cubaan dan seksaan itu dengan ketabahan yang luar biasa, hingga
pendera-penderanya merasa lelah, lemah lalu bertekuk lutut mengenangkan kalimah
laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah yang mereka tentang habis-habisan.
"Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai pada hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak. Mereka datang bergegas-gegas memenuhi panggilan dengan mengangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong. Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zalim: "Ya Tuhan kami beri tangguhlah kepada kami (kembalikanlah kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan memenuhi seruan Engkau dan akan mengikuti Rasul-rasul. (Kepada mereka di katakan): 'Bukankah kamu telah bersumpah dahulu (di dunia), bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa? Dan kamu telah berdiam di tempat-tempat kediaman orang-orang yang menganiaya diri mereka sendiri, dan telah nyata bagimu bagaimana Kami telah berbuat kepada mereka dan telah Kami berikan kepadamu beberapa perumpamaan" . (Surah Ibrahim : 42-45)
0 comments:
Post a Comment